Banyumas – Di Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, ada suatu kaum yang memiliki budaya dan adat istiadat yang unik. Kaum itu bernama Wangsa Bonokeling. Mereka merupakan keturunan dari Kyai Bonokeling.
Guna
menjunjung tinggi berbagai tradisi dan adat istiadat yang diajarkan
oleh Kyai Bonokeling, anak cucu Bonokeling menggelar Perlon Rikat
dimakam kyai Bonokeling yang terletak di desa Pekuncen Kecamatan
Jatilawang yang dihadiri oleh Babinsa Koptu Hasan Ismail S., serta
Bhabinkamtibmas Polsek Jatilawang Aipda Eko S. SH., dan Kepala Desa
Pekuncen bapak Karso S.Pd., Senin 09/01/2023.
Pada kesempatan itu Koptu Hasan Ismail Babinsa Koramil 21/Jatilawang menjelaskan kegiatan ini adalah dari anak cucu kyai Bonokeling yang berada di desa Pekuncen kecamatan Jatilawang maupun yang berasal dari Adiraja Kabupaten Cilacap untuk melaksanakan Perlon Rikat yang berarti bersih-bersih makam.
Adapun tradisi yang dilaksanakan adalah membersihkan makam, doa bersama dan masak-masak dengan menyembelih 9 ekor kambing dan 380 ekor ayam kemudian dimakan bersama-sama oleh peserta yang hadir dan sisanya nanti dibagikan kepada warga sekitar. Terangnya.
Menurut
cerita Ketua Adat Bonokeling, Kyai Sumitro, Kyai Bonokeling merupakan
bangsawan dari Kadipaten Pasirluhur yang saat itu menjadi bagian dari
wilayah Kerajaan Padjajaran. Pada waktu itu, Kyai Bonokeling memilih
untuk menepi dan membuka lahan tani di Desa Pekuncen, Banyumas dan
mengajarkan cara bercocok tanam serta beternak kepada warga setempat.
Selain itu, ia juga menyebarkan ajaran Islam dengan mengakomodasi tata
nilai budaya lokal.
Keyakinan Wangsa Bonokeling yang dianut oleh warga di Desa Pekuncen Jatilawang Banyumas dan Adiraja Cilacap merupakan budaya yang harus dilestarikan dan bukan untuk diperdebatkan. Karena keyakinan itu sudah ada sejak nenek moyang kita beberapa ratusan tahun silam, namun hingga kini tetap lestari setia dianut para pengikutnya. Pungkasnya. (AuL).